Pada 1828 silam, surat kabar “Bataviasche Courant” digantikan dengan “Javasche Courant”, dari yang awalnya mewartakan berita harian dan ilmu pengetahuan menjadi berita-berita resmi pemerintahan, lelang, dan kutipan dari surat kabar di Eropa. Adapun harian ini terbit tiga kali seminggu.
Di sekitar tahun yang sama, terbit pula sejumlah koran di berbagai daerah, membentang dari Sumatera ke Sulawesi. Di Surabaya, misalnya, terbit sebuah surat kabar bernama “Soerabajash Niews en Advertentiebland”.
Tak ketinggalan, Semarang, Padang, dan Makassar juga mencetak koran dengan masing-masing bernama “Semarangsche Advertentiebland”, “Semarangsche Courant”, dan “Makassaarch Handelsbland”.
Sebagai catatan, koran-koran pada masa ini tidak memiliki arti politis, karena lebih bersifat periklanan saja. Meskipun begitu, untuk menerbitkan dan mengedarkan surat kabar, pihak penerbit perlu melalui peraturan ketat yang ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda.