"Jadi misalnya saya tidak mau menyentuh isu tertentu karena itu sensitif. Padahal pendiaman terhadap isu yang bisa mengganggu, seperti toleransi beragama, nantinya akan menjadi benih-benih yang tumbuh subur yang kemudian melaju menciptakan friksi yang lebih besar lagi," jelasnya.
Itulah mengapa, tema Haul yang mengangkat tentang "Pembaharuan NU" dianggapnya penting. Sebab, pembaharuan dapat menciptakan SDM yang jauh lebih berkualitas dengan warisan keilmuan yang ditinggalkan Gus Dur.
"Setiap dari kita terus berusaha melakukan perubahan berkelanjutan yang baik. Dalam konteks pemerintah, maupun saya sebagai warga NU yang punya pengalaman bersama-sama dengan NU di komunitas muda maupun sebagai pembina Anshor, optimis bahwa dengan semangat yang diusung ini bisa membuat NU kiprahnya semakin luas untuk menjawab segala tantangan bangsa-bangsa," ungkapnya.
Lebih jauh, mantan Bupati Trenggalek itu mengakui bahwa Indonesia memang membutuhkan ulama dan tokoh agama untuk terus memastikan adanya generasi mulia dengan nilai moral yang tinggi.