Ketika murid telah menyelesaikan tahap persiapan, maka mereka telah siap untuk menerima ajaran inti, yang mencakup filsafat dan ilmu. Antara lain pasa--belenggu yang menghalangi jiwa manusia untuk mencapai kalepasan atau moksa.
"Kedua jenis ajaran itu (ajaran pendukung dan ajaran inti) pada pelaksanaannya tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, melainkan terjalin menjadi satu, kalau dipisah tidak ada gunanya," tegas Adiwimarta.
Ajaran yang dilaksanakan dalam 2 tahap tersebut di atas kemungkinan dilakukan di sebuah kadewaguruan karena terpahat di dinding candi-candi kompleks Panataran.
Kompleks candi ini diduga dahulunya bagian dari sebuah Kadewaguruan yang besar, yang disebut Rabut Carat oleh Bhujangga Manik, seorang pendeta dari Pasundan.