Mengenai sistem ajaran kedewaguruan tidak ditemukan dalam Rajapatigu??ala, Nagarak?tagama, maupun dalam sumber tertulis lainnya. Tetapi sejak zaman Raja Si??ok (abad 10), telah disusun buku-buku keagamaan yang bersifat agama Siwa yang disebut Tutur.
Kitab-kitab ini banyak membicarakan filsafat dan pengetahuan keagamaan tentang Kehampaan (Sunya), sebuah konsep-konsep Realitas Tertinggi yang disebut Bhattara, tetapi tidak banyak membicarakan tata upacara keagamaan.
Dalam kitab Tutur, Sunya disebut dengan berbagai nama, antara lain Paramasiwa, Parameswara, Mahadewa, Siwa, dan dipersamakan dengan suku kata abstrak OM. Sementara itu, Paramasiwa adalah dewa tertinggi yang digambarkan dalam Tutur Bhuwanakosa dan W?haspatitattwa.
"Dia tanpa rupa, tanpa warna, tanpa bau, tanpa suara, tak teraba, tak terkena sakit, tak terpikirkan, tanpa awal, tanpa pertengahan, tanpa akhir, dan sebagainya," tulisnya.