Bumi Pesantren

Pertemuan Bani Majid di Sidoarjo, Menyambung Sanad dan Menjalin Silaturahmi

Pertemuan Bani Majid di Sidoarjo, Menyambung Sanad dan Menjalin Silaturahmi
Anggota keluarga besar Bani Majid di Sidoarjo (foto Ivan Febriyanto)

SIDOARJO, PustakaJC.co - Hari yang cerah itu, di salah satu sudut perumahan Sidoarjo, suasana hangat menyelimuti kediaman Ummu Kamilah. Para anggota keluarga dari berbagai daerah mulai berdatangan sejak pagi, membawa senyum, tawa, dan kenangan masa lalu. Rumah besar berwarna putih itu dipenuhi aroma masakan khas Lamongan dan suara riuh anak-anak yang berlarian di halaman. 

 

Pertemuan ini bukan sekadar temu kangen biasa. Ini upaya menyatukan kembali jalinan silaturahmi keluarga besar Bani Majid yang telah menyebar ke berbagai kota. Ummu Kamilah sendiri merupakan putri pertama dari Bu Siti Zaenah, anak Pertama dari pasangan Hj. Mudrika dan H. Abdul Majid. Nama-nama yang dulu hanya sekadar disebut dalam kisah, kini hadir secara nyata.

 

Selepas adzan zuhur berkumandang, acara formal dimulai. Cak Tauhid, dengan membawa catatan dan daftar nama, mengambil peran penting dalam mendata seluruh anggota keluarga.

Wejangan K.H Yahya Majid putra ke empat mbah Majid (foto Ivan Febriyanto)

 

"Agar tidak terjadi kesalahan, kita pastikan semua tercatat," kata cak kit sapaan akrabnya, sembari datang ke satu per satu  dan mencocokkannya dengan garis keturunan.

 

Kiai Yahya Majid, salah satu sesepuh keluarga, tampil memberikan wejangan penuh makna. Dalam muwajahah hasanah-nya, ia menegaskan pentingnya menjaga silaturahmi.

 

“Sepuluh tahun ke depan atau seterusnya, keluarga ini harus tetap terjaga. Jangan sampai kita kehilangan sanad, karena sanad itu adalah jalan kita menuju Allah,” ucapnya penuh semangat.

lalu mengutip ayat suci Al-Qur’an dari surah Al-Munafiqun ayat 10:

 

"Wa anfiquu mimma razaqnaakum min qabli an ya'tiya ahadakumul mautu fayaquula rabbi lawla akhkhartani ila ajalin qareebin faassaddaqa wa akun mina alssaliheen."

 

“Ini adalah tanda orang beriman. Yang hartanya banyak, segeralah memberi. Jangan menunggu maut datang dulu baru ingin bersedekah,” jelas sesepuh Bani majid sambil menyinggung soal donasi pembangunan makam keluarga di Pilang.

 

Kembali lagi tentang silaturahmi, Cerita-cerita kehidupan pun dibagikan. Yahya mencontohkan kisah Mas Afif yang mengalami bocor parah di jalan namun ditolong oleh Mas Fajar. Dari pertemuan tak terduga itu, mereka baru sadar bahwa mereka berasal dari satu Bani Majid yang sama.

 

“Ndak kenal jadi kenal, dan itulah hikmah silaturahmi,” tutur kiai Yahya.

Putra keturunan keempat Bani Majid  itu juga tak segan menyinggung pentingnya datang ke acara keluarga meski tak diundang secara resmi.

 

“Undangan teko, ora undangan yo teko. Nek pengin dilonggarkan hisabmu, ojo medot silaturahmi,” kata Yahya sambil tertawa dan menunjuk ke arah beberapa keluarga yang hadir.

 

Acara semakin hangat ketika syiir “Ulan Syawal klambine anyar, ulan Syawal salam-salaman” dinyanyikan bersama. Anak-anak ikut menirukan sambil menari kecil.

Sang kiai pun mengakhiri pesannya, “Minal aidzin wal faidzin. Semoga kita semua kembali kepada fitrah, pulang membawa cinta, dan kelak dipertemukan di sisi Allah dengan sanad yang tersambung.”

 

Inilah makna dari pertemuan keluarga besar Bani Majid lebih dari sekadar acara, namun pengingat tentang akar, sejarah, dan cinta yang tak boleh putus oleh waktu baik di dunia sampai hari hisab. (Ivan)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca Juga : Pemerintah Resmi Tetapkan 1 Ramadan 1446 H Jatuh pada Sabtu 1 Maret 2025, Berikut Niat Puasa Satu Bulan Penuh
Bagikan :