Bumi Pesantren

Air Sisa Guru: Tradisi Berkah atau Sekadar Kebiasaan?

Air Sisa Guru: Tradisi Berkah atau Sekadar Kebiasaan?
Air minum sisa minum guru di Pesantren Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Gresik (dok foto istimewa)

 

"Apa pun yang kalian lakukan, ingatlah bahwa adab tetap yang utama. Jika sesuatu dilakukan dengan pemahaman yang benar, itu akan menjadi berkah. Tapi jika hanya ikut-ikutan tanpa makna, maka yang tersisa hanya kebiasaan." kata Hudaifi yang mencoba menyimpulkan diskusi dengan bijak.

 

Tradisi minum air sisa guru bukan sekadar ritual tanpa arti, melainkan simbol penghormatan yang harus dibarengi dengan pemahaman. Keberkahan tidak terletak pada benda yang disentuh guru semata, tetapi pada bagaimana santri meneladani akhlak dan ilmu mereka.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍۢ

"Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)

 

Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan seseorang bukan berasal dari benda-benda yang ia tinggalkan, melainkan dari ilmu yang ia miliki. Oleh karena itu, cara terbaik menghormati guru bukan hanya dengan meminum air sisanya, tetapi dengan mengamalkan ilmu yang diajarkan.

Baca Juga : Ikhtiar Tingkatkan Layanan Jemaah Haji, Menag Bicarakan Tiga Hal Ini
Bagikan :