Namun, Khisnu, wakil ketua, mengingatkan agar tradisi ini tetap dilakukan dengan adab.
"Kadang ada yang terlalu bersemangat sampai lupa bahwa inti dari keberkahan adalah keikhlasan, bukan sekadar mengikuti kebiasaan tanpa memahami maknanya," katanya.
Di sisi lain, Faliq yang selalu merasa benar, mencoba memberikan perspektif berbeda.
"Kalau semua memahami bahwa keberkahan itu datang dari ilmu dan keteladanan guru, maka tidak perlu ada rebutan. Penghormatan sejati bukan pada benda yang disentuh guru, tapi pada bagaimana kita mengamalkan ilmunya," katanya dengan yakin.