Bumi Pesantren

Pondok Mambaus Sholihin: Belajar Bahasa Lewat Sepak Bola, Santri Fasih Tanpa Sadar

Pondok Mambaus Sholihin: Belajar Bahasa Lewat Sepak Bola, Santri Fasih Tanpa Sadar
Permainan sepak bola sekaligus pembelajaran bahasa di Pesantren Mambaus Sholihin (dok foto istimewa)

Oleh: Ivan Febriyanto

 

 

GRESIK, PustakaJC.co - Pesantren Mambaus Sholihin yang diasuh oleh KH. Masbuhin Faqih terkenal dengan pembelajaran sistem dua bahasa Arab dan Inggris. Salah satu metode pembelajaran yang paling digemari santri adalah melalui permainan sepak bola.  Inilah cara unik mereka mengasah kemampuan bahasa sambil tetap bersenang-senang.

 

Sore itu, matahari hampir tenggelam di Kompleks Al Jaylani. Lapangan bola sudah penuh dengan santri yang siap bertanding. Tapi ada yang menarik—mereka semua harus berbicara dalam bahasa Arab atau Inggris selama permainan berlangsung. Jika ada yang melanggar? Siap-siap dihukum push-up!

 

"Pass the ball to me! (Umpan bolanya ke aku!)" teriak Mas Riyan, santri semester akhir asal Surabaya yang terkenal dengan tendangan kerasnya.

 

Nawaf, santri bertubuh kekar dengan kulit coklat manis, berusaha menguasai bola.

 

 "لَا! سَأَذْهَبُ بِنَفْسِي!" (Tidak! Aku akan menggiring sendiri!) katanya percaya diri.

 

Dani, si "tikus" karena kecepatannya yang luar biasa, tiba-tiba muncul dari belakang dan merebut bola. "Too slow, Nawaf! Now, watch me! (Terlalu lambat, Nawaf! Sekarang, lihat aku!)" katanya sambil menggiring bola dengan gesit.

 

Gembuz, yang terkenal dengan kelakuannya yang selalu tidak jelas, malah berdiri di tengah lapangan sambil melamun. "Guys, what are we playing? (Teman-teman, kita lagi main apa sih?)" tanyanya polos.

 

Imam, santri penghafal 30 juz yang dijuluki The Best Al-Qur’an, langsung mengingatkan, "Focus, Gembuz! You are a striker, not a dreamer! (Fokus, Gembuz! Kamu itu striker, bukan pemimpi!)"

 

Hudaifi, sang kapten tim, melihat peluang dan berteriak, "Nawaf! Cross the ball! (Umpan silang!)"

 

Cak Khis, yang bertugas menjaga pertahanan, tidak tinggal diam. "No way! I will block you! (Tidak mungkin! Aku akan menghadangmu!)" katanya sambil berusaha menghentikan serangan lawan.

 

Namun, Imam melihat celah dan segera memberi arahan dalam bahasa Arab. "مَرِّرِ الكُرَةَ إِلَى دَانِي، إِنَّهُ سَرِيعٌ!" (Umpan bola ke Dani, dia cepat!)

 

Dani yang mendengar langsung melesat seperti kilat. "I got this! (Aku yang ambil ini!)" katanya sambil menendang bola ke gawang.

 

GOOOOLLL!

 

Semua santri bersorak. "Nice shot, Dani! (Tendangan yang bagus, Dani!)"

 

Setelah pertandingan usai, mereka duduk di pinggir lapangan sambil mengatur napas. Meski lelah, mereka tetap berbincang dalam bahasa Inggris dan Arab.

 

Mas Riyan mengusap keringatnya, "Playing football while speaking English makes it even more fun. It helps us learn naturally!" (Main bola sambil bicara bahasa Inggris bikin lebih seru. Ini membantu kita belajar secara alami!)

 

Hudaifi menambahkan, "Yes! This is the best way to practice. We don't even realize we are improving." (Iya! Ini cara terbaik buat latihan. Kita bahkan nggak sadar kalau sedang berkembang.)

 

Gembuz yang masih ngos-ngosan berusaha berbicara, "But guys... why do we have to speak English?" (Tapi teman-teman… kenapa kita harus pakai bahasa Inggris sih?)

 

Semua tertawa. Imam pun menjawab, "لِأَنَّنَا يَوْمًا مَا سَنَسَافِرُ إِلَى الخَارِجِ وَنُعَلِّمُ العَالَمَ عَنْ الإِسْلَامِ." (Karena suatu hari nanti, kita akan pergi ke luar negeri dan mengajarkan Islam kepada dunia.)

 

Nawaf yang duduk di sebelahnya menimpali, "And of course, we need English for that." (Dan tentu saja, kita butuh bahasa Inggris untuk itu.)

 

Dengan cara belajar yang unik dan menyenangkan, Pondok Pesantren Mambaus Sholihin berhasil mencetak santri yang bukan hanya mahir dalam ilmu agama, tetapi juga fasih berbahasa internasional.

 

Sebagaimana kata Dani sebelum pulang, "One day, I will travel the world and tell them that I learned English… from football!" (Suatu hari nanti, aku akan keliling dunia dan bilang ke mereka kalau aku belajar bahasa Inggris… dari sepak bola!)

 

Dan itulah Mambaus Sholihin—pesantren yang mengajarkan ilmu, bahasa, dan semangat untuk menaklukkan dunia. (int)

Baca Juga : Pemerintah Resmi Tetapkan 1 Ramadan 1446 H Jatuh pada Sabtu 1 Maret 2025, Berikut Niat Puasa Satu Bulan Penuh
Bagikan :