Semua tertawa. Imam pun menjawab, "لِأَنَّنَا يَوْمًا مَا سَنَسَافِرُ إِلَى الخَارِجِ وَنُعَلِّمُ العَالَمَ عَنْ الإِسْلَامِ." (Karena suatu hari nanti, kita akan pergi ke luar negeri dan mengajarkan Islam kepada dunia.)
Nawaf yang duduk di sebelahnya menimpali, "And of course, we need English for that." (Dan tentu saja, kita butuh bahasa Inggris untuk itu.)
Dengan cara belajar yang unik dan menyenangkan, Pondok Pesantren Mambaus Sholihin berhasil mencetak santri yang bukan hanya mahir dalam ilmu agama, tetapi juga fasih berbahasa internasional.
Sebagaimana kata Dani sebelum pulang, "One day, I will travel the world and tell them that I learned English… from football!" (Suatu hari nanti, aku akan keliling dunia dan bilang ke mereka kalau aku belajar bahasa Inggris… dari sepak bola!)
Dan itulah Mambaus Sholihin—pesantren yang mengajarkan ilmu, bahasa, dan semangat untuk menaklukkan dunia. (int)