Sukamti bekerja di Malaysia selama 25 tahun. Sebagian penghasilannya ditabung untuk membara Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) bapaknya, sekaligus membiayai keluarga berikut empat adiknya. Sebagai single parent sejak anaknya lahir, Sukamti juga harus bekerja keras untuk membiayai kuliah anak semata wayangnya.
"Sukamti ini memang anak yang selalu berbakti dan memikirkan keluarga termasuk semua adiknya dibiayai sekolah," cerita Suroso lirih.
Menurut Suroso, sejak kecil, Sukamti selalu punya tekad yang kuat. Ia rela dititipkan di panti asuhan hanya demi berjuang mendapatkan pendidikan gratis sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Teknik Mesin (STM) jurusan kelistrikan. Sebab, dengan kondisi serba terbatas, Suroso tidak mampu maksimal mencari nafkah. Ia waktu itu hanya mengandalkan istrinya Mardiyah (75) yang sejak dulu bekerja menggarap di sawah.