Bumi Pesantren

Pesta Besar Maulid Nabi SAW Aceh, Simbol Keakraban dengan Kesultanan Turki

Pesta Besar Maulid Nabi SAW Aceh, Simbol Keakraban dengan Kesultanan Turki
dok th

 

“Ada yang menyumbang makanan, ada yang menyumbang tenaga demi menjamu tamu,” ujar Kepala Desa Pupu, Idris Yusuf.

 

Bahkan Maulid dilakukan ketika masa konflik antara GAM dan Pemerintah RI memanas. Saat itu tentara GAM yang bergerilya di hutan-hutan tidak ketinggalan menggelar Maulid. Hal inilah yang diceritakan Azhar Abdurrahman, mantan tentara GAM.

 

Dirinya mengenang setiap musim Maulid tiba, dia dan beberapa temannya berburu rusa. Jika rusa tak dapat, mereka turun ke kampung untuk meminta sumbangan kambing kepada kerabat dan memesan bumbu kari.

 

Daging rusa atau kambing itu kemudian mereka masa dengan bumbu kari lengkap di markas besar GAM di wilayah Lamno. Sejenak mereka melupakan perang yang begitu melelahkan dan beralih pesta kari.

 

“Itulah saat yang paling menyenangkan di dalam hutan. Buat kami Maulid itu wajib digelar pada masa damai ataupun perang,” ujar Azhar.

Baca Juga : Berdayakan Masjid, Kemenag Libatkan Dunia Usaha, Begini Perannya
Bagikan :