Bumi Pesantren

Jejak Sejarah: Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan Mataram Islam

Jejak Sejarah: Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan Mataram Islam
Dok pwkt online

YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Kehidupan sosial Kerajaan Mataram Islam menjadi penting untuk dipelajari. Mengingat kerajaan ini merupakan salah satu yang berperan penting dalam perkembangan agama Islam di Indonesia.

 

Merujuk dari buku Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa karya Alik Al Adhim, Kerajaan Mataram Islam berkembang menjadi kerajaan besar Islam di Pulau Jawa.

 

Raja pertama Kerajaan Mataram Islam adalah Sutawijaya atau biasa dikenal sebagai Panembahan Senopati. Sebagai seorang raja, ia memiliki misi melakukan ekspansi ke berbagai daerah dan menjadikan Kerajaan Mataram Islam sebagai pusat kebudayaan dan agama Islam.

 

Sehingga, Raja Sutawijaya menginginkan seluruh penduduk yang berada di bawah kekuasaan Mataram Islam harus menganut agama Islam.

 

Kerajaan Mataram Islam melakukan berbagai cara untuk menjadi pusat agama Islam salah satunya dengan mendirikan rumah ibadah.

 

Selain itu, penerjemahan naskah Arab, penerjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jawa, serta pendirian pesantren-pesantren juga menjadi usaha yang dilakukan oleh Kerajaan Mataram Islam.

 

Sutawijaya memerintah kerajaan selama 26 tahun, setelahnya ia digantikan oleh Panembahan Sedo Karapyak yang memerintah mulai 1601-1613 M.

 

Selama pemerintahannya, ia terus melakukan ekspansi dan menaklukkan daerah-daerah pantai di sekitarnya. Namun, ia gugur dalam usahanya menyatukan Kerajaan Mataram yang kemudian dimakamkan di daerah Krapyak, Yogyakarta.

 

Dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam, Raja Mataram Islam yang terbesar adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo yang memerintah pada 1613-1645 M.

 

Sultan Agung Hanyokrokusumo mempunyai keinginan untuk menyatukan Pulau Jawa. Ia pun berhasil untuk menundukkan raja-raja di Pulau Jawa. Bahkan, beberapa kerajaan di Pulau Jawa berhasil bergabung dengan Kerajaan Mataram Islam.

 

Sri Pujiastuti dkk dalam buku IPS Terpadu menjelaskan, kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Mataram Islam bercorak feodal. Di mana pejabat kerajaan merupakan tuan tanah dan rakyat umumnya merupakan penggarap.

 

Sementara itu, kehidupan ekonomi masyarakatnya mata pencaharian utama merupakan pertanian namun di daerah pesisir mata pencaharian utama adalah nelayan dan pedagang.

 

Noor Hidayati dan Huriyah dalam buku Manusia Indonesia, Alam & Sejarahnya menjelaskan, masa kejayaan Mataram Islam berhasil dicapai pada saat dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo.

 

Wilayah kekuasaan Mataram Islam meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Namun, sayang masa kejayaan itu harus berakhir karena Sultan Agung Hanyokrokusumo wafat saat menyerang VOC di Batavia pada tahun 1628 - 1629 M.

 

Masa kemunduran Mataram Islam ini akibat adanya campur tangan VOC pada pemerintahan Mataram Islam sejak Sultan Amangkurat I berkuasa.

 

Campur tangan VOC itu mengakibatkan banyak terjadi pemberontakan. Babad Tanah Jawi menyatakan, dengan jatuhnya Istana Plered menandai berakhirnya Kesultanan Mataram.

 

Sepeninggal Amangkuat I ia digantikan dengan Amangkurat II (Amangkurat Amral) yang sangat patuh pada VOC.

 

Hal itu semakin membuat kalangan istana tidak puas dan pemberontakan terus terjadi. Hingga akhirnya, Keraton dipindahkan ke Kartasura. Setelah Amangkurat II meninggal dunia ia digantikan dengan Amangkurat III.

 

VOC tidak menyukai Amangkurat III karena ia menentangnya, sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I sebagai raja yang mengakibatkan Mataram memiliki dua raja.

 

Kekacauan politik semakin menjadi-jadi dari masa ke masa dan akhirnya terselesaikan pada masa Pakubuwana III yang membagi wilayah Kerajaan Mataram Islam menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta pada 13 Februari 1755.

 

Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti atas dasar kesepakatan pihak VOC dan pihak Mataram yang diwakili oleh Pakubuwana III.

 

Adanya perjanjian ini menandai berakhirnya Kerajaan Mataram Islam secara sepenuhnya. (int)

Baca Juga : Pendaftaran Seleksi Petugas Haji Tingkat Pusat Dibuka Hingga 6 Desember 2024, Begini Syaratnya
Bagikan :