Bumi Pesantren

Pesantren Tegalsari, Tempat Diponegoro hingga Tjokroaminoto Nyantri

Pesantren Tegalsari, Tempat Diponegoro hingga Tjokroaminoto Nyantri
Dok tauindonesia

 

"Yang santri tinggal sekitar 10 lebih. Tapi kalau yang iktikaf banyak, orang-orang tua. Mereka dari orang-orang jauh pada nginep di sini," ujarnya yang dikabarkan dari Liputan6 pada 2011 lalu.

 

Menurutnya ada beberapa warisan ajaran pondok pesantren yang dibesarkan Kiai Muhammad Besari ini, pada masa kini hampir memasuki ambang kepunahan.

 

"Sebetulnya ada banyak ajaran beliau yang sampai sekarang perlu diwariskan ke generasi, karena hampir hilang ajaran itu seperti Wujud-wujudan, Utawen, Munajatan, Kitab, termasuk Salawatan yang diiringi Terbangan," ujar Kuntopramono, salah satu generasi kesembilan Kiai Muhammad Besari.

 

Di Ponpes Tegalsari ini juga tersimpan kitab berusia 400 tahun yang ditulis oleh Ronggo Warsito santri Kyai Hasan Besari. Terdapat juga satu bendel kitab yang dimungkinkan paling tua usianya.

 

Sampulnya terbuat dari kulit dan kertasnya adalah kertas gedok dari Tegalsari. Pada halaman pertama bendelan kitab yang sudah sangat lusuh dan mulai hancur ini terdapat catatan proses terjadinya desa Tegalsari sebagai ‘tanah perdikan’.

Baca Juga : Pendaftaran CPNS Kemenag Dibuka Mulai 1 September 2024, Lulusan Ma'had Aly Bisa Daftar
Bagikan :