YOGJAKARTA, PustakaJC.co - Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, Yogyakarta menerima kunjungan mahasiswa mahasiswi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Abdurrahman Wahid, Pekalongan, Minggu (20/11).
Kunjungan tersebut merupakan kegiatan praktek pengalaman lapangan, bertujuan sebagai pelatihan bagi para mahasiswa mahasiswi program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di bidang tulis-menulis, terutama di bidang terjemah selama 10 hari ke depan.
Sastrawan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, KH Aguk Irawan menyambut hangat kunjungan tersebut.
Dalam sambutannya Kiai Aguk mengatakan menulis merupakan hal yang membutuhkan kebiasaan. Dalam hal ini menurutnya, jika memiliki dasar mencintai karya tulis, maka akan merambah ke bidang yang lain.
"Di luar itu, saya memiliki prinsip, jadi literasi itu soal kebiasaan. Kalau anda suka menulis satu bidang yang lain juga akan suka," kata Kiai muda asal Lamongan itu.
Misalnya, kata Kiai Aguk memiliki kecenderungan dalam bidang karya sastra, hal itu akan merangsang diri untuk menulis dalam genre yang lain.
Ia juga mengatakan kecintaan dalam bidang menulis itu tidak bisa dibatasi oleh jurusan atau konsen keilmuan.
"Jadi tidak peduli jurusan apa, kalau kita suka menulis sastra saja, itu dampaknya juga akan bisa menulis genre yang lain, seperti kolom, makalah, ilmiah populer atau yang lain," ungkap penulis novel Haji Backpacker itu.
Ia menambahkan, kalau sudah didasari suka menulis, pasti di bidang apapun bisa dijadikan sebagai tulisan.
Selain motivasi dalam penulisan, Kiai Aguk juga mengungkapkan pengalaman dalam bidang menerjemah.
"Kita menerjemah rame-rame, ada tafsir Al-Jaelani, ada juga sekarang tafsir Munir, karya Syekh Nawawi. Ada juga Mausu’ah Al-Tafsir wa’ulumi al-Qur’an," katanya.
Memang dalam penerjemahan, kata Kiai Aguk secara marketing memiliki daya marketing yang cukup tinggi. "Rata-rata di bidang tafsir memang yang laku secara marketing memang kitab-kitab tafsir," ungkap Kiai Aguk.
"Kita sedikit punya pengalaman, Anda yang memiliki teori, jadi kita nanti bisa saling memberi. Anda yang memiliki teori, kami yang memiliki praktek," sambungnya.
Sementara itu, Misbakhudin selaku Ketua Program Studi Al-Qur'an dan Tafsir UIN Abdurrahman Wahid, Pekalongan mengatakan bahwa kepelatihan kepenulisan ini bertujuan agar para mahasiswa-mahasiswi memiliki kebiasaan tradisi membaca dan menulis.
"Yang pertama memang kita membiasakan tradisi menulis membaca kemudian menghasilkan sebuah karya. Emang kita hanya 10 hari di sini, fokus di program writing akademik. Yang kami harapkan dari kunjungan ini bisa menghasilkan karya," ungkap Misbakhudin.
Memang dalam satu tahun ini kata Misbakhudin konsen dalam bidang kepenulisan. Maka kegiatan ini diharapkan bisa mengasah kemampuan dalam tulis menulis.
"Kemudian Jogja memang sudah memiliki iklim yang bisa dirasakan berbeda dengan Pekalongan. Kalau Pekalongan itu iklimnya iklim bisnis. Jadi tulis menulis itu sulit untuk mendapatkan iklim itu," tandasnya. (nas)